Translate

Saturday, 20 October 2012

Sloka-sloka dan Contoh Prarabda Karma Phala


PRARABDA KARMA PHALA

1.      Pengertian Prarabda Karma Phala.
v  Prarabda Karmaphala adalah pahala dari perbuatan kehidupan yang sekarang, sewaktu masih hidup, telah dapat dinikmati pada kehidupan sekarang juga. Prarabda Karmaphala itu dapat diartikan sebagai karmaphala cepat.
v  Prarabda karma phala adalah hasil dari perbuatan kita pada kehidupan sekarang ini tanpa ada sisanya, sewaktu masih hidup telah dapat memetik hasilnya, atas karma yang dibuat sekarang. Sekarang menanam kebijaksanaan dan kebajikan pada orang lain dan seketika itu atau beberapa waktu kemudian dalam hidupnya akan menerima pahala, berupa kebahagiaan. Sebaliknya sekarang berbuat dosa, maka dalm hidup ini dirasakan dan diterima hasilnya berupa penderitaan akibat dari dosa itu.

Prarabda karmaphala disebutkan dalam sloka berikut:
Jnanodayat purarabdham karma jnanana nasyati
Adattva svaphalam laksyam uddisyotsrtabanavat
Artinya :

Seperti anak panah yang lepas dan busurnya langsung melesat mencapai target, karmaphala yang mulai berbuah sebelum timbulnya pengetahuan tidak akan dapat dihilangkan oleh pengetahuan tanpa memberikan hasilnya.
Kunang ikang wwang angegong tukar, sadakaladunkha ika saparanya, solahnya, ring paturwan tuwi, makanimitta, tan anggeh ni hatinya, kadi kramaning aturu ring umah mesi sarpa.
Sarasamuscaya. 98
Akan tetapi orang yang biasa atau selalu bertengkar senantiasa ia resah, rusuh hati, kemanapun ia pergi; dan dalam semua perbuatannya, meski di tempat tidur sekalipun, tidak tentram hatinya, sebagai keadaan orang tidur dalam rumah yang berisi ular.
Samangke tan enak turunya, pratyekanya, wwang alara, wwang hana kagelengnya, wwang umangenangen sakaryanya, wwang saraga kunang.
Sarasamuscaya. 99
Artinya :
Yang lebih tidak enak tidurnya, ialah orang yang menderita sakit, orang yang ketakutan, orang yang dibenci, orang yang sedang memikir-mikirkan segala pekerjaannya, begitupun juga orang yang menderita cinta berahi.
Apan ikang wwang kakawaca dening krodhanya, salwirining pinujakenya, sawakaning pawehnya dana, salwirning tapanya, salwirning hinomakenya, ika ta kabeh bhatara yama sia umalap phalanika, tanpaphala iriya, twas nghel, matangnyat kawasakena tan krodha.
Sarasamuscaya. 102
Sebab orang yang dikuasai nafsu murkanya, segala apa yang dipersembahkannya, segala rupa barang yang diberikan sebagai sedekah olehnya, segala tapa yang dilakukan olehnya, segala yang dipersembahkan sebagai kurban kepada api olehnya, kesemuanya itu bhatara yama mengambl buahnya. Ia tidak mendapat hasil apa-apa, kecuali kepayahan. Oleh karena itu, kuasailah kemarahan hati itu.
Hana mangke kramanya, tan katanam krodha, apageh ring kasatyan, tatan pamatimati, tan dosagrahi, tuwi cuddhacara, samangkana kramanira, kadirghayusan pinangguh nira dlaha, adyapi mangke tuwi.
Sarasamuscaya. 147
Ada orang yang berkeadaan begini: tidak dirasuki kemarahan, selalu tetap berpegang teguh kepada kebenaran, selalu tetap berpegang teguh kepada kebenaran, sekali-kali tidak melakukan perbuatan membunuh, tidak berbuat jahat, benar-benar berkelakuan suci. Jika berkeadaan demikian, usia panjang diperolehnya kelak, bahkan sekarangpun.
Kunang ika wwang tapwan hana pwa inalapnya, drbyaning asing-asing, ya ika wastuning tan hana katakutnya, lilasing saparanya, kunang ikang maling ngaranya, sakwanyan sarwa sangcaya irinya, nihan padanya kadi kramaning mraga mara ring grama.
Sarasamuscaya. 150
Orang yang tidak pernah mencuri barang-barang kepunyaan siapapun juga, baginya sesungguhnya tidak ada yang ditakutinya, selalu gembira kemanapun perginya. Sebaliknya, yang disebut pencuri, kemanapun perginya serba merupakan kecurigaan baginya, demikianlah keadaannya sama seperti seekor kijang atau seekor binatang liar yang masuk ke dalam desa.
Yadyapi brahmana tuha tuwi, yan dussila, tan yogya katwangana, mon sudra tuwi, dharmika, susila, pujan katwangana jugeka, ling sang hyang aji.
Sarasamuscaya. 161
Meski brahmana yang berusia lanjut sekalipun, jika perilakunya tidak susila, tdak patut disegani. Biar orang sudra sekalipun, jika perilakunya berpegang kepada dharma dan kesusilaan, patutlah ia dihormati dan disegani juga, demikian kata sastra suci.
Ulah rahayu mara hetunikang wwang kinawruhan kasujanmanya, yadyapin hilanga ktang kawwangan, yan susila ikang wwang, ndan kinawruhan muwah kawwangan ika.
Sarasamuscaya. 163
Tingkah laku yang baik sesungguhnya merupakan sebab orang dikenal berkelahiran mulia. Biarpun silsilah keturunannya sudah tidak ada lagi, asalkan orang itu berkelakuan susila, akan diketahui pula aka nasal keturunan orang itu.
Manasam manasaiwayam
Upabhungkte cubhacubham
Waca waca krtam karma
Kayenaiwa ca kayikam.
Menawa Dharmasastra. XII. 8
Orang memperoleh akibatnya baik atau buruk dari pada tingkah laku perbuatan badannya, pikiran pada pikirannya, dan perkataan dalam ucapan kata-katanya.
Tatra yatpriti samyuktam
Kincidatmani laksayet
Pracantamiwa cuddhabham
Sattwam tad upadharayate
Menawa Dharmasastra. XII. 27
Kalau orang mengalami pada jiwanya perasaan nikmat yang mendalam seperti halnya sinar cahaya yang suci, hendaklah mereka mengetahui bahwa kebaikanlah itu ada diantara ketiga sifat itu.
Yatha jatabalo wanhir
Dahatyardranapi drumah
Tatha dahati wedajnah
Karmajam dosam atmanah
Menawa Dharmasastra. XII. 101
Laksana api yang memperoleh kekuatannya bahkan akan memusnahkan semua pohon-pohon kayu yang penuh parit. Demikianlah ia yang mengetahui Weda membakart noda-noda semua atas jiwanya yang lahir karena perbuatan jahatnya. 
2.     Contoh-contoh Prarabda Karma Phala:
Ø Bila anda mencaci seseorang tanpa alasan jelas, maka anda di pukul dan sakit.
Ø Kita bekerja untuk mendapatkan hasil kerja untuk menikmati kehidupan yang lebih baik.
Ø Saat kita mencubit lengan (sebab), maka rasa sakitnya (akibat) dapat dirasakan secara langsung pada saat itu juga.
Ø Seorang mencuri sepeda motor, kemudian dia dihakimi oleh warga sampai tewas.
Ø Seseorang melakukan kegiatan korupsi, kemudian dia langsung dihukum penjara seumur hidup.
Ø Sekelompok orang yang melakukan kegiatan terorisme, kemudian dia ditangkap dan diberi hukuman mati.
Ø Seseorang yang menggit cabe pasti akan langsung merasa pedas.
Ø Seorang siswa yang menyontek dan ketika  ketahuan  dia mendapatkan nilai jelek serta hukuman dari gurunya .
Ø Anda rajin menanam mangga, maka menikmati buah mangga, rajin membantu orang tua, disayang orang tua, rajin menyanyi istri dan anak-anak, merekapun akan menyayangi anda.

No comments:

Post a Comment