1.
Susu
a.
Pengertian susu
Menurut
Hadiwiyoto (1982) yang dimaksud dengan susu adalah hasil pemerahan sapi atau
hewan menyusui lainnya yang dapat dimakan atau digunakan sebagai makanan yang
aman dan sehat serta tidak dikurangi komponen-komponennya atau ditambah
bahan-bahan lain.
Susu
merupakan suatu campuran yang kompleks, terdiri dari lemak, karbohidrat,
protein dan banyak senyawa karbon lainnya serta garam-garam anorganik yang
terlarut atau terdispersi dalam air (Marliyati, 1982).
Sedangkan,
menurut Wikipedia susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan
oleh kelenjar susu pada hewan mamalia ( termasuk manusia ). Susu adalah sumber
gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Saat ini,
susu binatang ( terutama susu sapi ) diolah menjadi berbagai macam makanan
seperti es krim, yogurt, keju, dan lain sebagainya.
b.
Kandungan Gizi Pada Susu dan Manfaatnya
Bagi Tubuh.
Susu mempunyai kandungan gizi yang lengkap, meliputi
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, air, dan senyawa-senyawa organik
lainnya. Berikut adalah tabel kandungan gizi pada susu dan manfaatnya.
Berikut ini uraian lengkap mengenai kandungan gizi
dalam susu dan manfaatnya:
a.
Vitamin A Membangun sel-sel kulit, melindungi mata, menjaga tubuh dari
infeksi, sekaligus untuk pertahanan dan perbaikan sel-sel tubuh maupun untuk
pertumbuhan gigi dan tulang.
b.
Vitamin B1 (Tiamin) Mendorong nafsu makan, berperan dalam sistem saraf dan otot,
selain mejaga tingkat kesehatan dan memproduksi energi
c.
Vitamin B6 (Piridoksin) Membantu metabolisme protein, membantu pembentukan antibodi
dan saraf, mengatur penggunaan protein, lemak, karbohidrat, di samping berperan
dalam regenerasi/pembaharuan sel darah merah
d.
Vitamin D Meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfor untuk kekuatan
tulang dan gigi, mengatur kadar kalsium dalam darah, dan mengatur produksi hormone
e.
Prebiotik Untuk
membantu menjaga sistem saluran pencernaan dan meningkatkan daya tahan
tubuh.
f.
Kolin Baik untuk membantu pengembangan fungsi otak, meningkatkan
daya ingat dan menambah kecerdasan.
g.
Kalsium
Berperan dalam pembentukan tulang dan
mempertahankan kepadatan tulang dan gigi
h.
Protein
Sebagai sumber kalori dan pembentukan jaringan
tubuh
i.
Antioksidan (karoten)Untuk menjaga kesehatan kulit dan tubuh serta mencegah proses
penuaan dini.
j.
Karbohidrat. Sebagai penghasil energi utama
k.
Lemak. Sebagai penghasil energi dan pelarut vitamin
l.
Fosfor. Membentuk tulang dan gigi.
m.
Vitamin C. untuk pertumbuhan dinding kapiler darah dan menjaga daya
tahan tubuh.
n.
Enzim. Enzim dalam susu merupakan protein yang dihasilkan oleh sel
jaringan ambing dan juga bakteri dalam susu. Enzim yang normal ditemukan dalam
susu antara lain enzim lipase, protease, laktose, fosfatase, peroksidase,
reduktase, dan katalase.
o.
Dan kandungan gizi lainnya
Selain itu, pada susu juga ditambahkan perisa untuk
menambah citarasa susu.
2. Mikroorganisme pada Susu
Mikroorganisme yang berada dalam susu
merupakan faktor utama penyebab terjadinya kerusakan dalam susu. Jumlah bakteri
yang tinggi terjadi pada susu yang penanganannya tidak hygienis atau pada susu
yang diperah dari sapi yang sakit.
Frazier dan Westhoff (1988) menyatakan bahwa
kerusakan akibat aktifitas dan pertumbuhan mikroorganisme biasanya lebih
berbahaya dibandingkan kerusakan-kerusakan lainnya. Kerusakan susu karena
aktifitas mikroorganisme dapat mengakibatkan terbentukya asam, gas, ketengikan,
perombakan protein dan lemak, perubahan bau, rasa dan warna yang tidak disukai.
Mikroorganisme yang ditemukan dalam susu
sangat erat hubungannya dengan penanganan susu. Mikroorganisme yang berada
dalam susu berasal dari badan sapi, kandang, alat-alat pemerah, proses
pemerahan dan debu. Pada umumnya jumlah bakteri yang ada dalam susu dari sapi
yang sehat sangat sedikit yaitu kurang dari 50.000 cfu/ml. Apabila penanganan
susu dilakukan dengan baik setelah prises pemerahan, hal tersebut sudah dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Bakteri yang sering terdapat di dalam susu
adalah:
1. Bakteri pembentuk asam
yaitu Streptococcus lactis, streptococcus cremoris, Lactobacilli,
Mycrobacterium lacticum, Micrococcuc sp., Mikrococcus terudie dan bakteri
koliform.
2. Bakteri pembentuk gas
yaitu golongan Enterobacteriaceae dan Pseudomonas
fragi
3. Bakteri pembentuk
lendir antara lain Alkakigenes viscolactis, Aerobacter aerogenes,
Streptococcus cremoris dan Mykrococcus sp.
4. Bakteri proteolitik
yang dapat memecahkan protein yaitu Bacillus subtilis, Bacillus cereus
var. micoides, Pseudomonas putrefacien, Pseudomonas viscora danStreptococcus
liquifaciens.
5.
Bakteri yang dapat menyebabkan lemak susu pecah antara
lain Pseudomonas flourescens dan Achromobacter
lipolyticum .
Untuk mengurangi
bakteri-bakteri tersebut, maka diperlukan suatu cara pengolahan, yaitu
teknologi UHT ( Ultra High Temperature ).
3.
Teknologi
UHT dalam Produksi Susu
a. Pengertian
Teknologi UHT adalah metode pengawetan minuman (
biasanya pada susu ) dengan cara pemanasan pada suhu yang sangat tinggi (135-150°
C) dalam waktu yang
sangat singkat ( 2-4 detik ). Setelah dipanaskan, susu segera didinginkan pada
suhu 4-5°C . Tujuan pemanasan dengan suhu yang sangat
tinggi adalah untuk membunuh mikrooranisme pathogen, seperti bakteri, protozoa,
dan spora sehingga susu aman untuk dikonsumsi. Pemanasan dilakukan dengan waktu
yang sangat singkat untuk menghindari kerusakan kandungan gizi pada susu dan
untuk mendapatkan rasa, aroma, dan warna yang relatif tidak berubah.
b. Proses
Pengolahan Susu Dengan Teknologi UHT
Susu cair segar UHT dibuat dari susu
cair segar yang diolah menggunakan
pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang sangat singkat untuk membunuh seluruh mikroba, sehingga memiliki mutu yang sangat baik. Secara kesuluruhan faktor utama penentu mutu susu UHT adalah bahan baku, proses pengolahan dan pengemasannya. Bahan baku susu UHT cair segar adalah susu segar yang memiliki mutu tinggi terutama dalam komposisi gizi. Hal ini didukung oleh perlakuan pra panen hingga pasca panen yang terintegrasi.
pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang sangat singkat untuk membunuh seluruh mikroba, sehingga memiliki mutu yang sangat baik. Secara kesuluruhan faktor utama penentu mutu susu UHT adalah bahan baku, proses pengolahan dan pengemasannya. Bahan baku susu UHT cair segar adalah susu segar yang memiliki mutu tinggi terutama dalam komposisi gizi. Hal ini didukung oleh perlakuan pra panen hingga pasca panen yang terintegrasi.
Pakan sapi harus diatur agar bermutu
baik dan mengandung zat-zat gizi yang memadai, bebas dari antibiotika dan
bahan-bahan toksis lainnya. Dengan demikian, sapi perah akan menghasilkan susu
dengan komposisi gizi yang baik. Mutu susu segar juga harus didukung oleh cara
pemerahan yang benar termasuk di dalamnya adalah pencegahan kontaminasi fisik
dan mikrobiologis dengan sanitasi alat pemerah dan sanitasi pekerja. Susu segar
yang baru diperah harus diberi perlakuan dingin termasuk transportasi susu
menuju pabrik.
Pengolahan di pabrik untuk
mengkonversi susu segar menjadi susu UHT juga harus dilakukan dengan sanitasi
yang maksimum yaitu dengan menggunakan alat-alat yang steril dan meminimumkan
kontak dengan tangan. Seluruh proses dilakukan secara aseptik. Susu UHT dikemas
secara higienis dengan menggunakan kemasan aseptik multilapis berteknologi
canggih.
Kemasan aseptic multilapis ini terdiri
dari 6 lapisan karton. Keenam lapisan karton ini terdiri dari lapisan
polyethylene plastic, allumunium foil, dan kertas untuk melindungi dari sinar
ultra violet, udara, dan bakteri yang mungkin akan mengkontaminasi susu. Kemasan
multilapis ini kedap udara sehingga
bakteri pun tak dapat masuk ke dalamnya. Karena bebas bakteri perusak minuman,
maka susu UHT pun tetap segar dan aman untuk dikonsumsi. Selain itu kemasan
multilapis susu UHT ini juga kedap cahaya sehingga cahaya ultra violet tak akan
mampu menembusnya dengan terlindungnya dari sinar ultra violet maka kesegaran
susu UHT pun akan tetap terjaga. Setiap kemasan aseptik multilapis susu UHT
disterilisasi satu per satu secara otomatis sebelum diisi dengan susu. Proses
tersebut secara otomatis dilakukan hampir tanpa adanya campur tangan manusia sehingga
menjamin produk yang sangat higenis dan memenuhi standar kesehatan
internasional.
Dengan demikian teknologi UHT dan
kemasan aseptik multilapis
menjamin susu UHT bebas bakteri dan tahan lama tidak membutuhkan bahan pengawet dan tak perlu disimpan di lemari pendingin hingga 10 bulan setelah diproduksi.
menjamin susu UHT bebas bakteri dan tahan lama tidak membutuhkan bahan pengawet dan tak perlu disimpan di lemari pendingin hingga 10 bulan setelah diproduksi.
Secara umum proses pengolahan susu
dengan teknologi UHT adalah sebagai berikut :
a. Susu
cair segar ditampung dalam suatu tangki besar.
b. Kemudian
susu dialirkan melalui suatu pompa untuk diproses lebih lanjut, yaitu proses
sebelum pemanasan, proses pemanasan dan proses pendinginan. Proses pendinginan
dilakukan sebanyak 3 sesi.
c. Setelah
memalui proses tersebut, susu kemudian dialirkan ke suatu tangki besar.
d. Kemudian
susu ditambahkan zat-zat tambahan, seperti perisa, vitamin, dsb.
e. Setelah
itu, susu UHT dikemas dalam kemasan aseptik multilapis.
f. Semua
proses tersebut dilakukan dengan mesin dan hampir tidak ada kontak dengan
tangan, sehingga kemurnian susu terjamin.
c. Kelebihan
Susu UHT Dibandingkan Susu Bubuk
Susu UHT lebih bagus daipada susu bubuk, Susu bubuk
berasal susu segar yang kemudian dikeringkan, umumnya menggunakan spray dryer
atau roller dryer. Kerusakan protein sebesar 30% dapat terjadi pada pengolahan
susu cair menjadi susu bubuk. Kerusakan vitamin dan
mineral juga lebih banyak terjadi pada pengolahan susu bubuk.
Kelebihan susu UHT dibandingkan susu bubuk adalah:
a.
Aman untuk
dikonsumsi, karena telah bebas dari mikroba pembusuk dan mikroba penyebab
penyakit.
b.
Memiliki warna,
rasa, dan penampakan
yang mirip susu sapi segar.
c.
Susu bersifat
awet dan tanpa bahan pengawet.
e.
Mengandung zat
gizi yang sangat bermanfaat bagi pemeliharaan kesehatan tubuh yang optimal.
d. Kerusakan Susu UHT
Kerusakan
susu UHT sangat mudah dideteksi secara visual, ciri utama yang umum terjadi
adalah kemasan mengembung. Mengembungnya kemasan terjadi akibat kebocoran
kemasan yang memungkinkan mikroba-mikroba penbusuk tumbuh dan memfermentasi
susu. Fermentasi susu oleh mikroba pembusuk menghasilkan gas CO2
yang menyebabkan kembung. Kerusakan juga ditandai oleh timbulnya bau dan rasa
yang masam. Selain menghasilkan gas, aktivitas fermentasi oleh mikroba pembusuk
juga menghasilkan alkohol dan asam-asam organik yang menyebabkan susu menjadi
terasa dan beraroma masam.
Hindari
mengkonsumsi susu UHT yang telah mengental.
Fermentasi susu oleh bakteri pembusuk juga pembusuk juga menyebabkan koagulasi dan pemecahan protein akibat penurunan pH oleh asam-asam organik. Koagulasi dan pemecahan protein inilah yang menyebabkan tekstur
susu rusak yaitu menjadi pecah dan agak kental.
Fermentasi susu oleh bakteri pembusuk juga pembusuk juga menyebabkan koagulasi dan pemecahan protein akibat penurunan pH oleh asam-asam organik. Koagulasi dan pemecahan protein inilah yang menyebabkan tekstur
susu rusak yaitu menjadi pecah dan agak kental.
No comments:
Post a Comment